Kamis, 26 Januari 2012 -
0
komentar
Pengajian Imalah
Syi'ir Tanpo Waton
Astaghfirullah rabbal baroya
Astaghfirullah minal khotoya
Robbi zidni ‘ilman nafi'a
Wawafiqni amalan sholiha
Yarasullah... Salamun alaik
Ya rafi'a syani wadaraji
Athfatayyaji ratal ‘alami
Ya uhailalju diwal karomi
Ngawiti ingsun nglaras syi'iran
Kelawan muji maring Pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan
Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syareat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sengsoro
Akeh kang apal Qur'an Haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine
Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma'rifate
Ugo haqiqot manjing rasane
Al Qur'an qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo
Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat Rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman
Kelawan Alloh Kang Moho Suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking Pengeran
Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podho rukun ojo dursilo
Iku sunahe Rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito
Ayo nglakoni sakabehane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senajan asor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate
Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese
Astaghfirullah minal khotoya
Robbi zidni ‘ilman nafi'a
Wawafiqni amalan sholiha
Yarasullah... Salamun alaik
Ya rafi'a syani wadaraji
Athfatayyaji ratal ‘alami
Ya uhailalju diwal karomi
Ngawiti ingsun nglaras syi'iran
Kelawan muji maring Pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan
Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syareat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sengsoro
Akeh kang apal Qur'an Haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine
Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma'rifate
Ugo haqiqot manjing rasane
Al Qur'an qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo
Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat Rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman
Kelawan Alloh Kang Moho Suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking Pengeran
Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podho rukun ojo dursilo
Iku sunahe Rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito
Ayo nglakoni sakabehane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senajan asor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate
Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese
Lain Jaman Lain Pendekatan
Oleh: Abdurrahman Wahid
Persoalan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) masih terus dibicarakan orang. Walaupun KH. M. Sahal Mahfudz telah berusaha sekuat-kuatnya menjelaskan, namun tidak berhasil menenangkan masyarakat, bahkan MUI-pun menjadi sasaran guyonan masyarakat banyak. Bahkan ada yang menyatakan, MUI adalah singkatan Majelis Uang Indonesia. Contoh plesetan yang tidak menggelikan ini, sebenarnya menggambarkan perasaan masyarakat yang berang terhadap ‘kesalahan' MUI. Bahkan sikap salah seorang ketuanya yaitu KH. Ma'ruf Amin yang menyatakan ia optimis Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mendukung MUI dalam hubungan dengan melarang gerakan Ahmadiyah Indonesia, dirasakan sebagai sikap arogan dan tidak bertanggung jawab.
Persoalan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) masih terus dibicarakan orang. Walaupun KH. M. Sahal Mahfudz telah berusaha sekuat-kuatnya menjelaskan, namun tidak berhasil menenangkan masyarakat, bahkan MUI-pun menjadi sasaran guyonan masyarakat banyak. Bahkan ada yang menyatakan, MUI adalah singkatan Majelis Uang Indonesia. Contoh plesetan yang tidak menggelikan ini, sebenarnya menggambarkan perasaan masyarakat yang berang terhadap ‘kesalahan' MUI. Bahkan sikap salah seorang ketuanya yaitu KH. Ma'ruf Amin yang menyatakan ia optimis Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mendukung MUI dalam hubungan dengan melarang gerakan Ahmadiyah Indonesia, dirasakan sebagai sikap arogan dan tidak bertanggung jawab.
Bukan hanya penulis, yang melihat masalahnya dari
sudut konstitusi, tapi orang-orang seperti Dr. Azyumardi Azra, Dr.
Ahmad Syafi'i Ma'arif (yang disegani orang karena sikapnya yang
hati-hati), dan Dr. M. Syafi'i Anwar, semuanya menolak fatwa MUI itu.
Bahkan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang ada di lingkungan MUI dihadapkan
kepada reaksi marah dari para anggota Muhammadiyah sendiri, termasuk
ketuanya Din Syamsuddin. Bahkan seorang tokoh Muhammadiyah yang
berpengaruh besar seperti Prof. M Dawam Rahardjo berpendapat, menuntut
supaya MUI dibubarkan saja. Kira-kira menurut pendapat penulis, karena
sikap MUI terhadap minoritas seperti GAI (Gerakan Ahmadiyah Indonesia).
Tokoh-tokoh yang disebutkan di atas, memahami benar bahwa GAI
dilindungi oleh konstitusi kita, betapapun kita berbeda pendirian
dengan mereka.
Harlah-Natal dan Maulid
Penggunaan ketiga kata di atas dalam satu nafas, tentu banyak membuat
orang marah. Seolah-olah penulis menyamakan ketiga peristiwa itu,
karena bagi kebanyakan kaum Muslimin, satu dari yang lain sangat berbeda
artinya. Harlah (hari lahir) digunakan untuk menunjuk kepada saat
kelahiran seseorang atau sebuah institusi. Dengan demikian, ia memiliki
"arti biasa" yang tidak ada kaitannya dengan agama. Sementara bagi kaum
Muslimin, kata Maulid selalu diartikan saat kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Dan kata Natal bagi kebanyakan orang, termasuk kaum Muslimin dan
terlebih-lebih kaum Nasrani, memiliki arti khusus yaitu hari kelahiran
Isa Al-Masih. Karena itulah, penyamaannya dalam satu nafas yang
ditimbulkan oleh judul di atas, dianggap "bertentangan" dengan ajaran
agama. Karena dalam pandangan mereka, istilah itu memang harus dibedakan
satu dari yang lain. Penyampaiannya pun dapat memberikan kesan lain,
dari yang dimaksudkan oleh orang yang mengucapkannya.
Sabtu, 14 Januari 2012 -
0
komentar
Pedoman Pembagian Kerja (Job Description)
Ø Ketua:
1. Bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap perjalanan jam’iyyah
2. Memberika
kebijaksanaan-keijaksanaan yang di anggap perlu
3. Mengupayakan
kegiatan berikut pelaksanaan sesuai dengan progam yang telah di tetapkan oleh
jam’iyyah
4. Menentukan
rapat-rapat dan persidangan
5. Mengupayakan
terjalin koordinasi dalam kepenguruan jam’iyyh Al-Hurriyag
6. Membagi
tugas pada para pembantunya sesuai dengan bidangnya
Ø Wakil Ketua:
1. Membantu
ketua secara keseluruhanterhadap tugas-tugas ketua
2. Mengawasi
setiap kegiatan jam’iyyah
3. Mengganti
ketua jam’iyyah bila berhalangan atau di perlukan
4. Melaporkan
pelaksanaan tugasnya kepada ketua jam’iyyah
Ø Sekertaris I:
1.
Membuat struktur
jam’iyyah Al-Hurriyah
2.
Membuat tanbih
di jam’iyyah Al-Hurriyah
3.
Membuat
data-data yang di perlukan jam’iyyah secara umum
4.
Membuat buku
induk jam’iyyah Al-Hurriyah
5.
Menertibkan
administrasi jam’iyyah secara umum
6.
Membuat
surat-surat yang di perlukan jam’iyyah sekaligus mengarsipnya
7.
Sebagai notulen
dan mempersiapkan materi-materi dalam sidang
8.
Mendata tiap
anggota jam’iyyah yang baru masuk
9.
Melaporkan
pelaksanaan tugasnya kepada ketua jam’iyyah
Berdirinya Pondok Pesantren Al-Ishlah
Al-Ishlah merupakan nama sebuah pondok pesantren yang terletak di sebelah
Barat sungai Brantas, sebuah sungai yang membelah kota Kediri menjadi dua:
Barat dan Timur. Al-Ishlah menempati posisi yang strategis dalam peta wilayah
kota Kediri, tepatnya disebelah Selatan perempatan Jl. Bandar Ngalim
Bandarkidul-Mojoroto-Kota Kediri. Dikatakan strategis, karena letak al-Ishlah
sangatlah mudah untuk dijangkau dari segala jurusan, didukung pula dengan akses
transportasi yang sangat mudah.
Pondok Pesantren al-Ishlah didirakan pada tanggal 17 Oktober 1954 oleh
seorang ulama yang menghabiskan masa remajanya untuk nyantri di Pondok Pesantren Mojosari (Berbek-Nganjuk)
dibawah asuhan KH. Zainuddin. Sebagai
lazimnya seorang santri pondok pesantren, mayoritas dalam setiap individu dari
santri tertanam kuat dalam benaknya suatu cita-cita luhur yang tercermin dalam
setiap tindakan yang mereka lakukan selama menjadi santri. Apabila dirasa sudah
cukup mumpuni dalam berbagai disiplin keilmuan yang diperoleh selama belajar
dengan Kyainya mapun dengan guru-gurunya, mereka berkomitmen untuk dapat
mentransformasikan kembali ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat dikampung
halamanya masing-masing. Upaya yang dilakukan adalah dengan mendirikan
pondok pesantren, atau pun majlis
ilmu sebagai wujud tanggung jawabnya
untuk mengabdi kepada agama, nusa dan bangsa atau minimal dapat mengamalkan
ilmunya untuk diri sendiri dan keluarganya yang tercermin dalam bentuk
peribadahan dan etika sehari-hari dalam bergaul dengan masyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)